cover
Contact Name
Suci tuty putri
Contact Email
Suci.putri@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
Suci.putri@upi.edu
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA
ISSN : 25410024     EISSN : 24773743     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia(JPKI) merupakan sarana pengembangan dan publikasi karya ilmiah bagi para peneliti, dosen dan praktisi keperawatan dan kesehatan. JPKI adalah jurnal cetak dan elektronik dengan sistem open access journal. JPKI menerbitkan artikel-artikel dalam lingkup keperawatan dan kesehatan secara luas namun terbatas terutama bidang pendidikan keperawatan. Artikel harus merupakan hasil penelitian, studi kasus, hasil studi literatur, konsep keilmuan, pengetahuan dan teknologi yang inovatif dan terbaharu dalam lingkup ilmu keperawatan baik dalam skala nasional dan internasional. Artikel akan ditelaah secara peer review oleh mitra bestari dari berbagai institusi.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)" : 10 Documents clear
Ethical Dilemmas of End of Life Care in Intensive Care Unit : A Literature Review Arianto, Albertus Budi; Trisyani, Yanny; Emaliyawati, Etika
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.13637

Abstract

 ABSTRACTThe end-of-life (EOL) care is the progressive terminal illness, leading to death; that in the situation the nurse have significant role in decision making. In decision making, temporarily, the nurse will experiences the ethical dilemmas, including in intensive care unit (ICU) with any factors resulting in problem in medical decision making. The literature review intends to analyze the description of ethical dilemmas occurred in intensive care unit, especially to the EOL care. A method used is critical review full text of 2007-2018 periods in English langguage. The multiple databases used is PubMed, Proquest and Google Scholar with keyword “End of Life Care” and “Nursing Ethic in critical care” and “issue End-of-life critical care”, and “Dilemmas Ethic in ICU.” The articles selected gradually by using of Appraisal tool of PRISMA and obtained 21 articles. The literature study obtaining 4 themes related to description of the ethical dilemmas in ICU including (1) the ethical principle involved in EOL care at ICU, (2) resource of ethical conflict in ICU, (3) impact of ethical conflict in ICU, and (4) response of nurse in dealing with ethical dilemmas. The discussion of literature review related to the perception of nurse on EOL care; that nurse have important role in medical decision making involving ethical principle in the implementation. it is required further research on exploration of nurse experience on implementation of ethical principle in case of EOL care.ABSTRAKPerawatan end of life (EOL) merupakan suatu perawatan pada penyakit terminal yang bersifat progresif, yang akan berujung dengan kematian, pada kondisi ini perawat mempunyai peran dalam pengambilan keputusan perawatan. Terkadang dalam pengambilan keputusan ini perawat akan mengalami kondisi dilema etik, tak terkecuali di ruangan intensive care unit dimana diruangan tersebut banyak faktor yang mengakibatkan kesulitan dalam pengambilan keputusan medis. Literature reviews ini bertujuan untuk menganalisia gambaran dilema etik yang terjadi di area intensive khususnya pada kasus end of life care. Metode yang digunakan adalah critical review full text dengan rentang tahun 2007-2018 dalam Bahasa Inggris. Multiple database yang digunakan adalah PubMed, Proquest dan Google Scholar merupakan database yang digunakan, dengan kata kunci “End Of Life Care” and “Nursing Ethic in critical care” and “issue End-of-life in critical care”, and“Dilema Ethic in ICU”. Artikel diseleksi bertahap menggunakan Appraisal tool PRISMA dan didapatkan 21 artikel. Studi literatur diperoleh 4 tema terkait gambaran dilema etik di ruang ICU diantaranya (1) Prinsip etik yang terlibat dalam end of life care di ICU, (2) Sumber konflik etik di ICU, (3) Dampak konflik etik di ICU, dan (4) Respon perawat dalam menghadapi dilema etik. Pembahasan telaah literatur ini terkait persepsi perawat mengenai perawatan end of life, dimana perawat mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan medis yang melibatkan prinsip etik dalam pelaksanaannya. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai eksplorasi pengalaman perawat terhadap implementasi prinsip etik pada kasus perawatan menjelang ajal.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia Lindayani, Linlin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.10301

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan perawatan paliatif pada pasein dengan HIV/AIDS di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode cross sectional di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berfokus pada penanganan HIV/AIDS di Bandung, Indonesia. Instrumen yang digunakan meliputi data pengkajian demografik pasien, sosial-ekonimi, infomasi klinis dan pengkajian kebutuhan paliatif dengan kuesiner yang sudah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia yaitu Problems and Needs of Palliative Care (PNPC). Sejumlah 215 pasien dengan HIV/AIDS berhasil direkruit dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisa multivariate dengan linear regresi didapatkan bahwa konsumsi obat antiretroviral (t=-4,13, 95% CI= -3,16- -1,12), jumlah CD4 (t= -3,58, 95% CI= -0,01- -0,00), tempat tinggal (t=-4,33, 95% CI= -5,17- -1,93), pendapatan per bulan (t=-2,24, p value=0,03, 95% CI= -3,419 - -1,052), dan status pernikahan (t=2,11, % CI= -3,419 - -1,052) berhubungan dengan kebutuhan perawatan paliatif pada pasien HIV/AIDS dengan R2 sebesar 0,185. Hasil dari penelitian ini menunjukan konsumsi obat antiretroviral sangat berpengaruh terhadap kebutuhan perawatan paliatif care pasien HIV/AIDS. Sehingga, diharapkan pemerintah Indonesia dapat meningkatkan pelayanan dan penyediaan obat antiretroviral (ARV) pada pasien dengan HIV/AIDS sesuai dengan yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015, yaitu memberikan obat antiretroviral kepada semua pasien HIV/AIDS tanpa mempertimbangkan jumlah CD4. ABSTRACTThe objective of this study was determine patient’s needs of palliative care and factors associated with their needs of palliative care in patients with HIV/AIDS. This study was conducted using a cross sectional study at a HIV/AIDS non-government organization in Bandung, Indonesia. Individuals were assessed for demographic data, social-economic, and clinical information and a questionnaire of Problems and Needs of Palliative Care (PNPC). A total of 215 patients with HIV/AIDS were enrolled. Initiation of ART (t=-4.13, 95% CI= -3.16- -1.12),  a higher CD4 a count (t= -3.58, 95% CI= -0.01- -0.00), living in urban area (t=-4.33, 95% CI= -5.17- -1.93), and higher monthly income (t=-2.24, p value=0.03, 95% CI= -3.419 - -1.052), and unmarried (t=2.11, % CI= -3.419 - -1.052) were related to the needs of palliative care with R square was 0.185. In conclusion, initiation of antiretroviral therapy is key important factors associated with palliative care needs. The findings support the health policy makers to encourage initiating antiretroviral therapy following the WHO guidelines for “treat for all people with HIV”. 
The Relationship Between Levels Of Spiritual Welfare and Anxiety in Elderly Wisnusakti, Khrisna
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.13638

Abstract

ABSTRACTAnxiety is a normal emotional reaction to stress and perceptions of danger, feelings are not calm and unclear because of helplessness, isolation and spiritual insecurity are the beliefs of our relationship with God Almighty and Creator, it permeates the lives of people who we are and our purpose. The purpose of this study was to determine the relationship between the spiritual level of anxiety in elderly. Quantitative research method with cross sectional approach. The sample in this study were 98 respondents by using total sampling. Data processing with Chi-Square technique. The instrument used in data retrieval was a questionnaire. The results showed that the elderly had a high spiritual level of 76 people (77.6%), the elderly did not worry as many as 85 people (86.7%). Statistical test results showed there was a relationship between spiritual levels against anxiety (p value = 0.01 α = 0.05) in the elderly. Suggestions for nurses to maintain the spiritual activities that are in place to prevent anxiety in the Elderly. ABSTRAKKecemasan merupakan reaksi emosional yang normal terhadap stress persepsi adanya bahaya, perasaan yang tidak tenang dan tidak jelas karena ketidakberdayaan, isolasi dan ketidakamanan. Spiritual adalah keyakinan hubungan kita dengan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, hal itu meresap kedalam kehidupan manusia akan sadarnya siapa diri kita dan tujuan kita. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat spiritual terhadap kecemasan pada lansia. Metode penelitian kuantitatif  dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 responden dengan cara menggunakan total sampling. Pengolahan data dengan teknik Chi-Square. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan lansia memiliki tingkat spiritual yang tinggi sebanyak 76 orang (77,6%), lansia tidak cemas sebanyak 85 orang (86,7%). Analisa dari hasil uji statistik tersebut adalah terdapatnya hubungan antara tingkat spiritual terhadap kecemasan (p value = 0,01 α = 0,05) jadi semakin tinggi tingkat spiritual lansia maka semakin rendah angka kejadian kecemasan pada lansia. Saran bagi perawat mempertahankan kegiatan spiritual yang ada dipanti untuk mencegah terjadinya kecemasan pada Lansia.
Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja SMP Alfiyah, Nur; Solehati, Tetti; Sutini, Titin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.10443

Abstract

ABSTRAKRemaja merupakan masa peralihan yang mengakibatkan perubahan fungsi seksual yang akan menimbulkan dorongan berperilaku seksual pranikah. Berdasarkan data DP2KBP3A tahun 2016 Pernikahan Usia Dini (PUP) di bawah usia 21 tahun ada 9.530 orang di Kecamatan Solokanjeruk. Serta data yang diperoleh dari Puskesmas Solokanjeruk dampak dari perilaku seksual pranikah antaranya kehamilan diluar nikah ada 5 kasus usia 15-16 tahun. Perilaku seksual pranikah terjadi di remaja. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku seksual yaitu ada faktor internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.  Jumlah sampel 310 orang, teknik pengambilan sampel dengan propotional statified sampling. Pengambilan data menggunakan instrument tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah. Instrumen telah diuji validitas (0,760-0,989) dan reabilitas (0,945-0,987). Penelitian ini menggunakan skala Ordinal. Variabel bebasnya yaitu pengetahuan, norma keluarga, norma agama, smartphone. Sedangkan pada variabel terikat yaitu perilaku seks pranikah remaja. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji statistik chi square (X2) dan uji normalitas menggunakan metode kolmogorov smirnov. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung bulan September 2017.Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan antara norma keluarga ( value : 0,000) dan penggunaan smartphone  value : 0,000) dengan perilaku seksual pranikah. Hasil  ini diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti, departemen maternitas dan jiwa Fakultas Keperawatan Unpad, Puskesmas Solokanjeruk, SMPN 1 Solokanjeruk. Diharapkan juga dapat menjadi data dasar bagi  peneliti selanjutnya mengenai upaya promotif dan preventif perilaku seksual pranikah remaja.  ABSTRACTAdolescence is a transitional period that results in changes in sexual function that will lead to a premarital sexual behavior. Based on data DP2KBP3A 2016 Early Marriage (PUP) in Solokanjeruk District there are 14,520 people. As well as data obtained from Puskesmas Solokanjeruk the impact of premarital sexual behavior among pregnancy out of wedlock there are 5 cases aged 15-16 years. However, factors that result in premarital sexual behavior are not yet known. This study aims to provide a description of factors related to premarital sexual behavior in adolescents at SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung.The research is quantitative descriptive. The number of samples is 310 people, the sampling technique is proportional sampling. Colecting data used the instruments of factors related to premarital sexual. The instrument has been tested for validity (0.760-0.989) and reliability (0.945-0,987). This study uses the Ordinal scale. The independent variables are knowledge, family norms, religious norms, smartphones. Whereas the dependent variable is premarital sexual behavior of adolescents. Data analysis uses univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis used the chi square (X2),statistical test and normality test using the Kolmogorov Smirnov method. This research was conducted at SMPN 1 Solokanjeruk Kabupaten Bandung in September 2017.Based on the result of the research, it can be concluded that there isn’t related to religious norms and  knowledge with premarital sexual behavior. As for the family norms and the use of smartphones premarital sexual behavior to show related to that. This result is expected to be useful for researchers, maternity department and soul of Faculty of Nursing Unpad, and SMPN 1 Solokanjeruk. It is also expected to be the basic data for further research on the promotion and preventive efforts of premarital sexual behavior of adolescents.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dalam Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru Amalia, Linda; Herawati, Efphi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.13658

Abstract

ABSTRAKPada dasarnya setiap ibu hamil menghendaki agar anak yang dilahirkannya mempunyai berat badan lahir cukup sebab bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) selain memerlukan perawatan yang lebih rumit dan intensif juga meningkatkan kesakitan dan kematian bayi.Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan sikap Ibu  Bayi BBLR dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru di Ruang Perinatologi RSUD Cianjur Tahun 2014. Perawatan metode kanguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan meletakkan di dada ibu (kontak kulit dengan bayi) sehingga suhu bayi tetap hangat. Perawatan metode kanguru ini sangat menguntungkan terutama untuk bayi berat badan lahir rendah (Depkes RI, 2008).Metode penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur pada bulan Desember sampai dengan Februari yaitu sebanyak 296 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 ibu. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling.Analisa data yang digunakan univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian menunjukan bahwa kurang dari setengahnya berpengetahuan baik, lebih dari setengahnya bersikap mendukung dan lebih dari setengahnya mau melakukan  perawatan metode kanguru. Dari hasil uji Chi Square terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pelaksanaan perawatan metode kanguru. Sehingga Diharapkan pada tenaga kesehatan khususnya bidan dan perawat perinatologi untuk terus memberikan informasi yang berguna bagi ibu tentang perawatan pada bayi berat badan lahir rendah seperti pelaksanaan perawatan metode kanguru.ABSTRACTBasically every expectant mother wants a son was born to her birth weight has enough for babies with low birth weight in addition to requiring more complex care and intensive also increase pain and mortality.The purpose of this research is to know the relation of knowledge and attitude of mother of a baby who had low birth weight infant with implementation of kangaroo mother care in perinatologi RSUD Cianjur 2014. Kangaroo mother care is treatment of newborn with putting on chest of mother (skin contact with baby) so the baby’s temperature keep warm. Kangaroo mother care is very beneficial, especially for low birth weight infants ( Depkes RI, 2008 ).This research uses descriptive method of correlation, the population of the entire mother who gives birth to a baby of low birth weight in the RSUD Cianjur on the Desember to march as many as 296 people. The sample used as many as 75 mother. The sampling technique in this study is the purposive sampling. Data analysis univariate and bivariat use by using the chi square test.Results of the study showed that less than half of knowledgeable good, more than half of them being supportive and more than half of them want to do kangaroo care method. From the test results, there is a relationship between the square of knowledge and attitude of mother with kangaroo care method implementation, so expect on health workers, especially nurses, midwives and perinatologi to continue to provide useful information for mothers about infant care on low birth weight as implementation of kangaroo mother care.
Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Evaluasi E-Learning Pada Institusi Keperawatan Di Jakarta Dan Depok Sianturi, Sondang Ratnauli; Lisum, Kristina
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.11563

Abstract

ABSTRAKPesatnya kemajuan teknologi mempengaruhi semua sector, termasuk sector pendidikan. Peran dosen sebagai fasilitator seharusnya dapat memfasilitasi mahasiswa untuk menemukan cara belajarnya masing masing. Dosen diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa supaya dapat belajar tanpa terbatas ruang dan waktu (dimana saja dan kapan saja). Diharapkan dengan metode pembelajaran e-learning maka mahasiswa menjadi lebih aktif dan semakin kreatif dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah e-learning memiliki pengaruh terhadap motivasi mahasiswa. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian kausal untuk menjelaskan hubungan sebab dan akibat dan menggunakan teknik purposive random sampling. Study ini menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM) untuk melihat faktor mana yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi mahasiswa. Responden pada penelitian ini sejumlah 338 mahasiswa dengan alat pengumpul data berupa kuesioner baku e-learning (Watkins) yang telah ditranslasi dalam bahasa Indonesia. Mahasiswa yang menjadi responden sudah pernah melakukan elearning pada beberapa mata kuliah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan internet pada mahasiswa secara signifikan dapat mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam menggunakan elearning ditunjukkan dengan tingkat significancy 8.31 ( dari 2) dengan tingkat keyakinan 95% dan nilai R2 0.49 (error varians 0.75). Untuk itu, kompetensi mahasiswa yang ingin dicapai dapat didukung dengan pengembangan metode pembelajaran yang didukung dengan teknologi. ABSTRACTTechnology is continue to progress more rapidly and it affect all sector in the world, including education. The lecturer’s role as a facilitator should be able to facilitate the students to find their own way of learning. Lecturer need to facilitate students discovering their own way to learn without limited time and space (anytime and anywhere).  E-learning will encourage students to learn more active and creative. The purpose of this study was to determine the influence of internet usaage with student’s motivation and also factors that influence e-learning implementation. This study used  descriptive method with causal design. Respondents in this study were 338 students with questionnaire from Watkins about e-learning which has been translated into Bahasa.Through Structural Equation Model (SEM) analyse that the internet usage on student can significantly influence student’s motivation in using elearning shown with significancy level 8.31(2) with 95% confidence level and value R2 0.49 (error vaeiance 0.75). The development of the pedagogical content by lecturer should be more creative in accordance with the technology used.
Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry pada Anak Usia 5-11 Tahun di Cisarua Kabupaten Bandung Barat Andriyani, Septian; Darmawan, Dadang
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.13708

Abstract

ABSTRAK Sibling rivalry merupakan persaingan antar saudara untuk memperebutkan perhatian dan kasih sayang orang tua dimana persaingan tersebut terjadi setelah kehadiran adik baru. Permasalahan yang terjadi dalam sibling rivalry adalah kurangnya waktu dan perhatian yang dimiliki oleh suatu keluarga. Angka kekerasan pada anak yang dilakukan oleh saudara kandungnya sendiri yaitu sebesar 26,2%.Pengetahuan ibu tentang sibling rivalry merupakan hal yang sangat penting karena jika tidak ditangani dengan baik anak-anak akan terus bersaing dan saling mendengki dan bisa berkelanjutan sepanjang hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang sibling rivalry pada anak. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriftif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 5-11 tahun yang memiliki adik dengan jarak yang berdekatan dengan jumlah 55 orang dan besar sampel 48 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada referensi yang sesuai. Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang sibling rivalry hampir setengahnya dari responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 18 orang (37,5%). Hampir setengahnya dari responden memiliki latar belakang pendidikan SD yaitu sebanyak 23 orang (47,9%), dan sebagian besar berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 35 orang (72,9%). Saran bagi puskesmas yang diharapakan dapat memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang sibling rivalry pada anak secara rutin dan berkesinambungan.  ABSTRACT Sibling rivalry is a competition for the attention and affection of parents where such competition occurred after the arrival of the new baby. The problems that occurred in the sibling rivalry is the lack of time and attention that is owned by a family. Child abuse committed by his own brother in the amount of 26.2 %. To the knowledge of mothers about sibling rivalry is very important because if it is not handled well the children will continue to compete and jealous of one another and can be continuous throughout life the child. This research aims to describe mother’s knowledge of sibling rivalry in children. The research design used is descriptive quantitative. The population in this research are all mothers have a children aged 5-11 years who has a younger brother with closely spaced and the total is 55 people and the samples of this research is 48 people by using purposive sampling technique. Data was collected by using a questionnaire designed by the researchers with reference to the appropriate reference. The result showed that the level of knowledge of mothers about sibling rivalry almost half of the respondents have sufficient knowledge as many as 18 people (37.5 %). Almost half of the respondents have a background in elementary education as many as 23 people (47.9 %), and mostly aged 20-35 years as many as 35 people (72.9 %). Advice for health centers is expected to provide counseling and socialization of sibling rivalry in children regularly and continuously. 
Perawatan Diri Pada Pasien Gagal Jantung Prihatiningsih, Dwi; Sudyasih, Tiwi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.13443

Abstract

ABSTRAKGagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling sering terjadi di seluruh dunia yang mengakibatkan tingginya angka mortalitas, morbiditas dan juga berdampak secara finansial terutama bagi lanjut usia. Rehospitalisasi merupakan masalah umum yang sering terjadi pada pasien gagal jantung yang sebagain besar disebabkan oleh keterlambatan dalam pengenalan gejala, pengobatan dan ketidakpatuhan diet serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan perawatan diri. Panduan penanganan gagal jantung menekankan pentingnya perilaku perawatan diri untuk menurunkan kekambuhan dan rehospitalisasi pada pasien gagal jantung. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung yang mengunjungi poliklinik jantung di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif quantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 74 responden yang merupakan pasien rawat jalan di poliklinik jantung pada bulan Juni hingga Juli 2018. Alat ukur yang digunakan adalah Self-Care of Heart Failure Index (SCHFI), (skor ≥70 poin=adekuat). Uji statistik chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan antara factor sosiodemografi dengan perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku perawatan diri pada sebagian besar responden masih belum adekuat dengan frekuensi perilaku perawatan diri adekuat yang masih rendah (pemeliharaan: 45±13.1 (7.7%), pengelolaan: 46±20.4 (13.0%) dan kepercayaan: 69±16.5 (38.5%)). Hanya satu faktor yaitu penyakit penyerta yang berhubungan dengan perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung pada dimensi kepercayaan diri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku perawatan diri yang tidak adekuat seperti juga pada negara-negara lainnya sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung. ABSTRACTHeart failure (HF) is one of the most prevalent cardiovascular diseases in the world which associated with significant mortality, morbidity, and huge financial burden, particularly among aging population. Rehospitalization remain a concern in the care of the heart failure patient which largerly associated with delay in symptoms recognition, treatment, diet non-compliance and also lack of knowledge and skills in heart failure self-care. Guideline on HF emphasize the important of self care in preventing symptoms and hospital readmission. This study aims to describe self-care behavior in a sample of heart failure patients. This is a descriptive cross-sectional study with non-probabilistic sample of 74 in an out-patient heart clinic from June-July 2018. Self-care was measured using the Self-Care of Heart Failure Index (SCHFI), (scores ≥70 points=adequate self-care). Chi-square test was conducted to test whether participant’s characteristics associated with self-care behavior among heart failure patients in three scales. The result shows that self-care was inadequate in most scales (self-care maintenance: 43.4±11.8, self-care management: 49.4±18.5 and self-care confidence: 68,6±14.5. Low frequencies of participants with adequate self-care also observed in the study (self-care maintenance: 5.4%, self-care management: 15.4%) and self-care confidence: 36.5%)). In self-care confidence subscale, higher scores of the SCHFI were associated with no comorbid conditions (p=0.01). None of the sociodemographic and clinical characteristics of the sample were associated with increased self-care in other 2 sub-scales. In conclusion, study shows that self-care in HF is inadequate, interventions aimed at improving self-care espescially in self-care maintenance sub-scale are greatly needed. Additional studies are needed to determine the best approach for this. 
Penggunaan Highly Active Antiretroviral Theraphy (HAART) Terhadap Health Related Quality of Life (HRQOL) pada Orang Dengan HIV/AIDS Wilandika, Angga
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.14093

Abstract

ABSTRAKHIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Penyakit ini mengganggu kualitas hidup penderitanya. Terlebih lagi sampai saat ini penyakit HIV/AIDS belum ada obatnya. Meskipun demikian, penyakit HIV/AIDS dapat dikendalikan dengan penggunaan terapi antiretroviral. Saat ini terapi antiretroviral sudah banyak dikembangkan dan golongan terbaru yang dianggap cukup efektif mengendalikan gelaja HIV/AIDS yaitu Highly Active Anti-Retroviral Therapy (HAART). Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan HAART terhdap health related quality of life (HRQOL) atau kualitas hidup kesehatan dari orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelusuran literatur dilakukan melalui database PubMed dan ProQuest Nursing and Allied Health Source (Januari 2005 – Oktober 2017), menggunakan kata kunci penelusuran “quality of life”, “helath related quality of life”, “HAART”, dan HIV/AIDS. Selain itu, artikel yang dipilih dibatasi hanya pada penelitian original. Hasil kajian mengungkapkan bahwa penggunaan HAART pada ODHA dapat menekan jumlah virus HIV yang berdampak meningkatkan kadar CD4 dalam tubuh. Penggunaan HAART dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ODHA, sehingga usia penderita HIV/AIDS cenderung memanjang dan kualitas hidup pun menjadi lebih baik. Namun di sisi lain, penggunaan HAART yang dikonsumsi ODHA seumur hidup juga memiliki efek samping terkait toksisitas obat tersebut. Ada kalanya beberapa ODHA mengalami komplikasi dari penggunaan obat HAART tersebut. Oleh karena itu penggunaan obat HAART sebaiknya dilakukan secara teratur dengan pengawasan tim medis atau perawat yang kompeten dalam pemberian terapi antiretroviral.ABSTRACTHIV/AIDS is one disease that cause death. This disease can reduce the quality of life of peple living with HIV/AIDS (PLWHA). There is no cure for HIV/AIDS, until now. However, HIV/AIDS is a deadly disease and incureable, but this disease can be controlled with the use of antiretroviral therapy. Currently, antiretroviral therapy has been widely developed and the latest class was considered quite effective in controlling the HIV/AIDS is Highly Active Anti-Retroviral Therapy (HAART). This article aims to identify the use of HAART on health related quality of life (HRQOL) or the quality of life of PLWHA. The methode used was the literature review. The literature search was conducted through the PubMed and ProQuest Nursing and Allied Health Source (January 2005 – October 2017) databases, were searched using keyword  term "quality of life", "health related quality of life", "HAART" and “HIV/AIDS”. In addition, the selected article is limited only to original research. The study results revealed that the use of HAART in people living with HIV/AIDS could reduce the viral load, so that can increase the levels of CD4 in the body. HAART could improve the immune system of PLWHA, so the age of PLWHA tend to elongate and the quality of life can be better. However, the use of HAART also has side effects related to the toxicity of the drug. Some PLWHA experience complications from the use of HAART drugs. Therefore, the use of HAART drugs should be carried out regularly with the supervision of a medical team or nurse who is competent in the administration of antiretroviral drugs.
The Effectiveness of Peer-led Technology on HIV Prevention Among Adolescent in Bandung Lindayani, Linlin; Purnama, Heni; Darmawati, Irma; Lucya, Vita
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.13629

Abstract

ABSTRACTThe prevalence of HIV infection in aged 15-19 years old was increased significantly every year. Adolescent is a high-risk groups for HIV infection due to high chance to try something new and having big influenced by their peer in school. There is limited intervention utilizing technology conducted in Indonesia to reduce the risk of HIV among adolescents. This study aimed to test the effectiveness of peer-led technology on knowledge and attitude towards HIV prevention among adolescent in Bandung. This research was a queasy experiment with one group conducted in a one of private senior high school in Indonesia from April to August 2018. The sample in this study was a student in one of private high school in Bandung. The inclusion criteria in this study were high school students in grade 1, 2; three sample technique used simple random sampling. The Bahasa version of knowledge and  attitude towards HIV prevention were used to measure the outcome. Paired t test used to test the mean sore of knowledge and attitude the intervention before and after. A total of 28 senior high school students agreed to join in this study. This study found that peer-led technology was useful to improve the knowledge and attitudes of high school students towards HIV prevention, mainly through sexual transmission (p-value 0.001, with a mean difference between pre-test and post-test, was 5.2 for knowledge and 3.19 for attitude). In conclusion, utilizing technology to provide health education in adolescent effectively to improve knowledge and attitude towards HIV prevention. ABSTRAKPrevalensi HIV infeksi pada umur 15-19 tahun meningkat secara signifikan setiap tahun. Remaja adalah kelompok berisiko tinggi untuk infeksi HIV, pada masa ini mereka senang mencoba sesuatu yang baru dan juga faktor tingginya pengaruh teman sebaya di sekolah. Masih sedikit intervensi pencegahan HIV  yang memanfaatkan teknologi untuk mengurangi risiko HIV kalangan remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas peer lead teknologi terhadap pengetahuan dan sikap dalam pencegahan HIV di antara remaja di Bandung. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen pada satu kelompok perlakuan yang dilakukan di salah satu SMA swasta di Indonesia dari bulan April hingga Agustus 2018. Kriteria inklusi dalam studi ini adalah siswa SMA kelas 1 dan 2. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan simple random sampling. Instrumen versi bahasa indonesia digunakan sebagai instrumen untuk mengukur pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV. Analisa data menggunakan paired T test untuk mebandingkan hasil sebelum dan sesudah intervensi. Total sejumlah  28 siswa SMA setuju untuk bergabung dalam studi ini. Studi ini menemukan bahwa peer lead technology berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SMA terhadap pencegahan HIV, terutama melalui transmisi seksual (p-nilai 0.001, dengan perbedaan yang berarti antara sebelum dan sesudah intervensi  adalah 5.2 untuk pengetahuan dan 3.19 untuk sikap). Kesimpulannya, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan kesehatan pada remaja terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV.

Page 1 of 1 | Total Record : 10